Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14)

Sekolah Tinggi Teknologi Garut

Diselenggarakan mulai tahun 1991 dan bernaung di bawah Yayasan Al-Musaddadiyah. http://www.sttgarut.ac.id/

Program Studi Teknik Informatika

Berdiri pada tanggal 30 Juni 1998 dan terakreditasi B. http://informatika.sttgarut.ac.id/

Rinda Cahyana

Dosen PNS Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, dpk Sekolah Tinggi Teknologi Garut sejak tahun 2005

16 Maret 2023

Perbedaan, Emosi, Kata-Kata Kasar


Perbedaan pandangan politik atau keagamaan dapat membuat seseorang kehilangan adab, contohnya menyebut orang yg lebih tua dgn kata "Maneh". Seorang guru dapat kehilangan pekerjaan lantaran bertutur kata seperti itu yg dipandang tdk baik menurut adat Sunda. Mungkin karena dia adalah guru, sosok yg akan digugu dan ditiru oleh siswanya, sehingga ketidak santunan menjatuhkan derajat kemuliaannya. Sungguh sayang bila ia tdk menyadari kesalahannya dan meminta maaf.

Saya pribadi pernah berhadapan dgn adik tingkat yg bertutur kata tdk pas semacam itu. Usianya jauh di bawah saya. Perbedaan pandangan membuatnya merasa kesal, namun tdk berani mengungkapkannya secara langsung. Dia menyebut orang yg membuatnya kesal dlm kiriman di beranda media sosial dgn kata "Silaing". Kata tsb berasal dari "silah" (teman) dan "aing" (aku), atau "teman ku". Kata kasar ini muncul saat sedang emosi. Walau lebih halus dari kata "sia" (kamu), kata ini bagi saya tdk baik digunakan untuk orang berusia jauh lebih tua. Saya memberinya nasihat, namun sayangnya ia tdk merasa bersalah.

Seseorang akan menggunakan kata-kata kasar atau negatif saat emosinya memuncak. Terkadang ia akan menguatkan emosinya dgn julukan kelompok, sehingga terjatuh pada ujaran kebencian. Ujaran-ujaran semacam itu merupakan serangan psikis yg dapat membuat targetnya merasa tdk nyaman dgn harapan nyalinya menciut. Namun, Indonesia dgn adat timurnya akan menghukumi serangan seperti itu yg dilakukan kepada orang yg lebih tua sebagai ketidakpatutan.

Ada baiknya bila emosi tersebut diredakan, sehingga tdk sampai berkata kasar kepada orang lain. Membuat keputusan dalam kondisi emosi itu tdk baik, dan menyerang orang lain atas dasar emosi itu tdk benar. Teringat guru akhlak saya pernah berkata, marah adalah penyakit. Sekiranya kesabaran tdk memadai, mungkin wudhu bisa menolong. Kita yg senantiasa berkiblat pada perdamaian tdk akan mengorbankan persaudaraan demi pandangan politik atau keagamaan.

#PersepsiCahyana

13 Maret 2023

Menjajal Jalan Sempit Banjarwangi


Garut, 12 Maret 2023. Hari saya ini menjajal jalan di Banjarwangi. Jalannya sempit, naik turun, pinggirnya jurang. Saking sempitnya, kita harus mepet pinggir bila ada kendaraan di depan. Sore itu kendaraan yg saya kemudikan harus mepet pinggir agar tersedia ruang cukup bagi truk yg datang dari arah depan. Naasnya, roda kiri masuk lubang yg cukup dalam, sehingga tdk bisa maju atau mundur. Semua penumpang turun krn merasa takut. Ada banyak pengendara motor yg berhenti utk membantu.

Syukurlah kendaraan dapat saya bawa keluar dari lubang tersebut setelah mengarahkan roda depan sampai mentok ke arah kanan. Sebelum kejadian di jalan menurun itu, saya mengalami kejadian yg tdk kalah horor. Roda ban sempat selip saat menikung di tanjakan. Pengalaman pertama kali membawa kendaraan roda empat tersebut lebih menantang dibandingkan perjalanan ke Cisewu via Pangalengan.

Saya sempat berpikir, seandainya jalan tersebut dibangun di jaman penjajahan, apakah kita harus terjajah dulu agar kondisi jalannya menjadi lebih baik? Tentu saja tdk. Mungkin yg menjadi masalah adalah ketersediaan dana pengembangan nya, bukan karena tdk ada seorang pun yg ingin jalan nya lebih lebar dan nyaman. Saya tdk tahu, apakah pengembangan jalan nya tdk menjadi prioritas, atau tdk ada dana yg cukup utk itu?

Lepas dari itu semua, warga di sana mungkin sdh terbiasa dgn kondisi jalan dan handal dlm menghadapi tantangan perjalanan seperti itu selama bertahun-tahun. Tetapi saya merasa tdk yakin warga luar merasa nyaman, dan rasanya akan cenderung utk tdk melewatinya bila tdk terpaksa. Entah bagaimana investasi bisnis dari luar dapat masuk dgn kondisi jalan seperti itu. Nampaknya warga di sana berusaha lebih keras utk menjalankan roda ekonomi dibandingkan warga lain di wilayah yg infrastrukturnya jauh lebih baik. 

#BiografiCahyana

08 Maret 2023

Hoax di Celah Kelemahan Manusia

Menurut sebagian pendapat, Adam tergelincir bukan karena lemah terhadap Hawa. Dengan kata lain, pria pertama kali tergelincir bukan karena wanita, sehingga tidak ada isu gender di dalamnya. Tetapi karena Adam tidak menganalisis Hoax, percaya begitu saja, hanya karena Iblis si pembuat Hoax adalah tokoh senior di surga yang terkemuka dan dekat dengan Allah. 

Rupanya hal tersebut merupakan celah kekurangan manusia, sehingga kita melihat terulangnya kesalahan seperti itu hingga saat ini. Ada banyak orang yang percaya dengan hoax hanya karena melihat ketokohan orang yang menyampaikannya. Bahkan ada orang yang mempercayai hoax hanya karena yang menyampaikannya adalah teman dekatnya, bukan karena temannya itu seorang tokoh. Lebih jauh lagi, ada banyak orang yang mudah diadu domba atau terprovokasi karena mengikuti hoax.

Pendapat lain mengatakan bahwa Adam mempercayai hoax karena terenyuh oleh tangisan iblis si pembohong, dan karena ada nama Allah yg dicatut dalam sumpah yg menutupi kebohongan. Hal itu merupakan celah kelemahan manusia sampai sekarang, sehingga banyak orang yg emosional menjadi percaya pada hoax begitu saja, terlebih ada sumpah yg menyebut nama Allah seraya mempertaruhkan keselamatan diri dan keluarganya demi hoax yg dipropagandakan.

 #LiterasiDigital

26 Februari 2023

Saya Memilih Bekerja di Garut


Seseorang pernah bertanya, kenapa saya bekerja di Garut?. Padahal menurutnya, Garut bukan kota besar seperti Bandung, bahkan Subang menurutnya jauh lebih baik. 

Saya menceritakan salah satu alasannya. Dulu selepas kuliah dan sebelum menjadi PNS, perusahaan multinasional pernah menerima saya bekerja sebagai staf IT di Jakarta Pusat. Walau dijanjikan gaji fresh graduate, tetapi gajinya berlipat dibandingkan honor yg saya terima dari kampus. Tetapi setelah memperoleh informasi diterima bekerja, satu hari kemudian saya putuskan utk mengundurkan diri. Saya kirimkan surat pengunduran diri melalui surat. 

Alasan pengunduran diri saya saat itu adalah karena merasa tdk cocok dgn suhu udara di sana. Saya merenungkan suhu udara itu saat keluar dari gedung utk mengambil air wudhu. Suhu di luar terasa seperti berada di dekat tungku perapian. Saat itu saya berpikir, lebih baik tinggal di tempat yg tdk panas dari pada gaji besar tapi tubuh tdk nyaman. Jadi pertimbangan saat itu adalah kenyamanan tubuh, bukan finansial atau lainnya.

Saat ini saya terikat tugas di Garut, diperbantukan oleh negara di kampus almamater. Tetapi sebenarnya bukan itu yg membuat saya tetap memilih bertugas di Garut. Saya bisa saja mengajukan pindah tugas ke tempat lain atau memilih utk tdk lagi bertugas sebagai dosen. 

Saat itu ada seseorang yg mengingatkan agar saya menjaga kesetiaan pada almamater. Saya meresponnya dgn tersenyum. Bagaimana saya tdk setia? Dulu ada teman SMA yg menawarkan pindah tugas ke perguruan tinggi negeri di tempat yg jauh lebih besar dari Garut, tetapi saya menolaknya. Bahkan sampai saat ini saya hanya mengajar di kampus almamater tempat bertugas. Memang dulu sempat mengajar di kampus lain sekitar dua semester, tapi persentasenya terlalu sedikit jika dibandingkan persentase mengajar di almamater yg sudah akan menginjak 20 tahun.

Kebetulan saya diangkat menjadi PNS barengan dgn kakak. Saya sebagai dosen, dan kakak sebagai guru. Persyaratan kenaikan pangkat dan golongan utk dosen lebih berat dari guru. Misalnya, naik ke III/b harus kuliah S2 dulu dgn biaya yg tdk sedikit. Saya harus pulang pergi Garut-Bandung utk menghemat pengeluaran. Terbayang bila saat itu tugas belajar yg membuat tunjangan berhenti, sudah pasti anak dan istri akan kekurangan biaya hidup. Dengan tunjangan berjalan saja kebutuhan dapur tersita oleh biaya kuliah. Di sisi lain, kalau tdk naik pangkat dan golongan saya pasti akan mendapatkan peringatan.

Oleh karenanya pangkat dan golongan kakak lebih cepat naiknya dibandingkan saya. Melihat hal itu, naluri orang tua pasti hadir, sehingga beliau meminta saya utk pulang ke Subang dan mengambil tugas PNS selain dosen di sana. Tetapi karena tugas ini diperoleh bukan krn keinginan, saya menganggapnya sebagai pilihan Tuhan yg harus dijalani dgn ikhlas. Saya tdk pernah bermimpi utk menjadi dosen sebelum atau setelah lulus kuliah sarjana.

Alasan lain yg membuat tdk beranjak dari Garut adalah karena selepas kuliah saya berniat utk membantu alm Kyai Anwar Musaddad, bukan krn siapa yg memimpin kampusnya. Oleh krn nya saya tdk pernah banyak pertimbangan saat melakukan apapun yg terbaik utk almamater. Ada kesempatan utk memajukan IT kampus, saya lakukan semampunya, bahkan dgn swadaya sendiri dan dgn bantuan adik-adik tingkat. Ada kesempatan utk memperoleh bantuan eksternal, saya kerjakan tanpa terpikir sama sekali soal mencari keuntungan finansial dari bantuan tsb. Saya tdk kaya, tetapi saya merasa cukup kaya dgn membantu.

Namun tentunya ada banyak hal yg dikorbankan. Waktu yg terlalu banyak utk melayani masyarakat membuat kesempatan mengurus diri sendiri, seperti pangkat, golongan, dan jabatan menjadi sedikit. Sikap loyal seperti itu sedikit banyak berdampak pd keluarga dlm jangka panjang. Saya meyakini, Tuhan dapat menunjukan kapan saya harus menyeimbangkan pelayanan kpd diri sendiri dan selainnya, serta memusatkan pandangan pada keluarga, baik dgn atau tanpa meninggalkan Garut. 

#BiografiCahyana

19 Februari 2023

Peninggalan Nabi


Dikatakan oleh mereka bahwa peninggalan Nabi bagi umatnya itu hanya al-Qur'an dan as-Sunnah, bukan rambut beliau, terompah atau semisal lainnya. Begini ya, rambut beliau itu bukan sandaran hukum, tapi sandaran cinta dan kerinduan.

Dikatakan oleh mereka bahwa cinta dan kerinduan itu cukup dgn al-Quran dan as-Sunnah. Begini ya, kalau sosok Nabi itu ada di hadapan mata, maka yg dinikmati oleh pecinta itu bukan hanya sehelai rambutnya yg jatuh atau sepasang terompah nya yg dilepas.

Musibah apa yg menimpa seseorang yg tdk terhibur dgn kehadiran sosok tercinta walau sebatas sehelai rambutnya?

#PersepsiCahyana

Budaya Pasar Tumpah


Dikatakan bahwa car free day (faktanya: pasar tumpah) bisa menarik bagi wisatawan utk berbelanja. Dalam sudut pandang wisatawan luar kota, perjalanan itu harus menyenangkan, dan sumbatan jalan / kemacetan adalah gangguan yg tdk menyenangkan. Pasar tumpah diakui sebagai bagian dari budaya, seandainya itu dipelihara. Namun, kehidupan yg modern mengharuskan segala sesuatu diletakan secara adil, sesuai peruntukannya, jalan utk kendaraan, dan trotoar utk pejalan kaki. Bila tdk demikian, maka lambat laun dapat muncul kebiasaan pejalan kaki yg berjalan di bahu jalan, dan pemotor yg berkendara di atas trotoar. Kebiasaan tsb berlawanan dgn cara hidup modern yg teratur. 

Bila budaya yg diakui di antaranya adalah berjualan di pinggir jalan, maka solusi budaya yg diharapkan dlm kehidupan modern bukan membiarkan pasar tumpah melebar ke bahu jalan, tetapi menyediakan ruang berjualan di samping jalur pejalan kaki. Memang pada akhirnya lebar trotoar terkesan seluas jalan dua baris, tetapi itu adalah solusi terbaik utk kenyamanan bersama, serta kesejahteraan yg menjamin kegiatan ekonomi dan keselamatan banyak orang. Terserah ruang tsb utk berjualan atau parkir motor, itu jauh lebih baik dari pada seluruh jalur pejalan kaki diambil alih oleh pedagang atau juru parkir liar.

10 Februari 2023

Menggali Pelajaran dari Feed Back Mahasiswa


Ada yg menarik dari feed back mahasiswa pada semester ini. Mungkin iya proses belajar mahasiswa ini tdk optimal krn kehadiran yg kurang, dan bahkan tdk lulus krn syarat jumlah kehadiran yg tdk terpenuhi. Tetapi ada kelebihan dia dari mahasiswa lainnya, yakni berjuang lebih keras agar dapat duduk di ruang kelas, semisal mencari uang utk biaya kuliah di saat mahasiswa lain duduk santai menikmati hiburan atau tertidur pulas di malam hari.

Terkadang besarnya usaha utk tetap belajar membuat usaha menjalani proses belajarnya tdk optimal. Tetapi upaya menyeimbangkannya harus terus dilakukan, walau hasilnya tdk akan sama dgn mereka yg tdk perlu berusaha keras utk tetap dapat belajar. Membangun dan menjaga semangat seperti itu sangatlah penting, sehingga guru saya, Dr Husni Sastramiharja mengamanatkan utk menularkan semangat tsb.

.....

Mahasiswa lainnya nampak berusaha menjaga adab terhadap guru dgn meminta maaf atas kekurangannya. Hal ini seperti yg saya ajarkan kpd nya, bahwa tdk ada proses yg sempurna bagi manusia. Bukan hanya dlm kegagalan, bahkan dalam kesuksesan sekalipun pasti ada kekurangan dlm adab kpd guru atau perbuatan dosa yg tdk terasa kpd sesama, sehingga di penghujung proses kita harus memohon maaf kpd manusia dan memohon ampun kpd Allah. Bahkan idealnya kita menghadirkan kesadaran itu saat mengucapkan istighfar tiga kali selepas salat wajib. Kalau tdk bisa meminta maaf, setidaknya bisa mengucapkan terima kasih, wujud kesyukuran yg pahalanya semoga menjadi kafarat bagi khilaf dan dosa.

.....

Guru bukan hanya membentuk otak yg baik saja, tetapi juga hati dan ruh mahasiswanya. Membangun hati dan ruh dapat melalui beragam cara, mulai dari lisan hingga perbuatan. Oleh karenanya guru jangan sungkan utk berbagi nasihat diri, dan berbagi kisah perbuatan baiknya. Siapa tahu nasihat dan kisah itu dapat "menghidupkan" peserta didiknya.

#PersepsiCahyana

08 Februari 2023

Pria di Neraka


Malam ini mimpi dua orang pria masuk neraka dgn santainya. Nampak di neraka itu sebagian orang berada di dalam air panas, dan sebagian lagi berada di luarnya. Salah satunya kemudian disuruh orang-orang yg berada di luar air utk merasakan air panasnya. Begitu kakinya diguyur air, seketika melepuh sampai terlihat tulang kakinya. Lelaki itu tdk mengeluh, seakan menyadari kenapa ia harus mengalami hal tsb. Anehnya, dari kaki tsb keluar seekor ular yg memakan dirinya, mulai dari bagian kepala. Tubuhnya nampak mencair seperti lilin saat masuk ke dalam mulut ular. 

Itu semua hanyalah mimpi, mungkin hanya sekedar intepretasi pikiran bawah sadar tentang neraka menggunakan material ingatan di masa lalu atau imajinasi. Namun mimpi tsb mengingatkan diri agar tdk bersikap santai saat melakukan perbuatan yg menimbulkan konsekuensi siksa di akhirat. Seikhlas apapun kita menerima siksanya, tetap siksa itu menguras emosi. Bagi manusia yg seharusnya menikmati surga, perhentian sejenak di neraka utk menerima konsekuensi dosa merupakan pembuangan waktu yg merugikan. Oleh karenanya, semoga kita dihindarkan dari siksa apapun di akhirat sana.

#BiografiCahyana

21 Januari 2023

Nasihat Pertemuan Terakhir


Hari ini, Sabtu 21 Januari 2023 adalah pertemuan terakhir perkuliahan. Saya mengulas kembali proses pembelajaran yg telah dilalui oleh mahasiswa agar mereka dapat mengambil nilai pentingnya. Ulasan pertama adalah soal membaca yg merupakan pintu masuk pengetahuan. Saya mendorong mereka utk membaca sumber pustaka. Mereka diarahkan utk membaca materi yg diminati saja agar sedikit termotivasi utk mengikuti prosesnya.

Pengetahuan diikat oleh tulisan. Itulah sebab kenapa saya meminta mereka untuk menuliskan apa yg sudah mereka baca. Proses membaca bisa dilakukan sendiri. Namun menguji dan memperkaya pemahaman terhadap tulisan harus melibatkan orang lain, agar tdk merasa benar sendiri dan dapat saling mengisi kesenjangan pengetahuan atau pemahaman. Awalnya saya membiarkan mereka mencari sendiri orang yg bisa diajak diskusi. Tentunya ada sebagian dari mereka yg tdk bergerak sama sekali. Pada akhirnya saya dorong mahasiswa untuk membentuk kelompok, sehingga semua orang terkondisikan utk berdiskusi.

Tentunya saya berharap mereka melakukan itu tdk hanya sebatas di kelas, tetapi juga di luar kampus. Saya pernah menceritakan pengalaman saat kuliah sarjana, di mana selepas kuliah teman-teman berkumpul di kamar. Kami mendiskusikan apa yg dibahas oleh dosen, dan setiap dari kami mencoba menjelaskannya. Teman-teman merasa puas dgn penjelasan saya berkat sumber pustaka yg pernah dibaca.

Teman adalah sosok penting yg mengokohkan usaha. Teman itu minimalnya adalah diri sendiri yg dapat diajak bicara dan memberi nasihat. Saya menceritakan kesalahan di masa lalu yg dapat menjadi pelajaran bagi mereka. Ada banyak usaha baik yg mudah dilakukan oleh sebab nasihat diri. Dulu saya berpikir utk tdk bergantung pada eksistensi nasihat diri, sehingga saya meminta diri utk tdk lagi memberi nasihat. Ternyata setelah nasihat itu berhenti, kinerja usahanya menurun.

Setiap mahasiswa harus dapat menjelaskan kalimat yg dikutip dari sumber pustaka dalam diskusi dgn anggota kelompok dan saat menyajikan hasilnya di depan kelas. Hal demikian dimaksudkan agar mereka tdk menjadi individu yg hanya mampu membuat etalase kalimat. Mereka harus menjadi insan yg mampu menjelaskan apa yg diketahui bukan berdasarkan kabar yg tdk pasti, tetapi berdasarkan sumber pustaka yg telah dibaca.

Lebih jauh, penjelasan itu harus disebar luaskan, sebagai bagian terpenting dari kondisi produktif. Oleh karenanya saya mengarahkan mereka utk menyebarluaskannya melalui media sosial secara cuma-cuma. Ini adalah langkah awal yg merupakan pintu pembuka kondisi produktif lainnya, yakni beroleh manfaat material. Siapa tahu dari awalnya menulis karena tugas, kemudian berubah menjadi menulis yg menghasilkan karya tulis dlm bentuk komoditas tertentu.

Terakhir saya menyampaikan permintaan maaf apabila proses pembelajarannya memiliki banyak kekurangan. Saya mengingatkan agar menjadi manusia yg selalu beristighfar setelah prosesnya berakhir. Beristighfar sekalipun mendapat hasil yg baik. Sebagaimana Nabi disuruh oleh Allah utk beristighfar pada saat penduduk Mekah berbondong-bondong memenuhi syiarnya. Sebagaimana kita selalu beristighfar selepas salat agar Allah memaafkan kekhilafan yg terjadi di waktu antara satu salat dgn salat lainnya. Kita memuji Nya yg telah memberi hasil apapun yg  bermanfaat. Kita juga bertasbih utk mensucikan hak-hak Nya agar tdk kita sentuh, sehingga kita tdk ujub dan takabur.

#BiografiCahyana

20 Januari 2023

Mengingat Kembali CSNU


Siang ini bertemu dgn dosen penguji tesis saya di kampus. Wajah beliau sama dgn dosen saya yg lain, sehingga sempat salah menyebut nama. Walau demikian beliau menyempatkan waktu utk mendengarkan. Setelah memperkenalkan diri dgn menyebut nama, beliau jadi teringat, lalu menjabat tangan saya, dan menyebut nama Garut.

Pertemuan ini mengingatkan kembali kpd Computer Society of Nahdlatul Ulama (CSNU). Beliau sempat menyebut grup di mana kami pernah berinteraksi di dalamnya, yakni WAG CSNU. Saat itu saya menyatakan kesiapan utk membantu beliau apabila Garut menjadi tempat pertemuan CSNU.

Saya bergabung dlm grup tsb sejak nama komunitasnya masih dirumuskan setelah dibawa masuk oleh Prof Agus Zainal Arifin dari ITS. Kebetulan beliau mengetahui Prof Anwar Musaddad krn pernah ke Garut saat kegiatan lomba. Kesempatan tsb saya gunakan utk membangun jejaring Sekolah Tinggi Teknologi Garut dgn perguruan tinggi NU utk memperkuat program ICT4Pesantren. Seiring pergantian posisi jabatan, saya undur dari WAG yg berisi perwakilan kampus di bawah NU tsb. Semoga saya lebih banyak diingat oleh beliau dan selainnya dalam kebaikan, amin.

#BiografiCahyana

15 Januari 2023

Fokus pada Tekad, Tawakal, dan Ikhtiar

Garut, 15 Januari 2023. Minggu lalu saya melaksanakan perkuliahan pengganti secara daring. Syarat yg harus dipenuhi oleh mahasiswa utk dianggap hadir adalah mengisi form presensi dan menuliskan resume presentasi kelompok sesuai arahan yg saya sampaikan sebelum presentasinya dimulai. Resume tsb merupakan indikator penting kehadiran mereka, kehadiran pikiran sebagai buah perhatian, yg tdk bisa digantikan dgn keberadaan akun off-cam yg muncul di daftar pengguna. Filosof bilang, aku berpikir maka aku ada. 

Selepas perkuliahan, sejumlah mahasiswa menghubungi saya baik di grup medsos ataupun secara private melalui pesan medsos karena tdk mengisi form yg membuat status mereka absent. Saya menasihati mereka agar minat mereka jgn pada skor kehadiran, tetapi pada pengetahuan yg mereka peroleh dlm kegiatan pembelajaran. 

Sabtu kemarin saya jelaskan kenapa status absent sebagian mahasiswa yg lalai tsb tdk dapat diubah menjadi present. Dari awal saya mengajarkan agar mahasiswa tdk fokus pada hasil, tetapi fokus pada proses menuju hasil tsb. Kehadiran akun mereka di zoom timbul krn niat utk hadir. Tetapi dlm perjalannya, sebagian dari mereka ada yg teralihkan dgn kegiatan lain, sehingga kondisi kemampuan utk mengikuti pembelajarannya jadi menurun. Penurunan itu berimbas pada penurunan tekad. Bila tekad turun, mereka tdk akan sampai pada tawakal. Kalaupun mampu berdoa, tetapi doa nya itu sebatas lisan dan tdk menghantarkannya pada tawakal.

Dalam kondisi tdk bertawakal kpd Allah, mereka mungkin akan kehilangan pertolongan. Contohnya, pertolongan dibuat tetap fokus pada saat informasi penting muncul krn tdk tergoda oleh aktivitas lain yg terlihat menarik. Fokus inilah yg hilang pada sebagian mahasiswa yg lalai mengisi form. Kesenjangan tsb dapat timbul karena kelemahan di sisi tekad dan/atau tawakal. Oleh karena itu, di awal perkuliahan Sabtu kemarin, saya mengingatkan agar mereka memperhatikan tekad dan tawakal yg merupakan penopang ikhtiar. Alhamdulillah, setelah itu ada progress perbaikan pada presensinya.

Saya tdk mendorong mereka utk mengejar hasil, sebab hasil itu sesuai dgn niat dan ikhtiar. Kalau niat mereka adalah skor, bisa saja mereka dapat skor A dlm kondisi kotak pengetahuannya tdk banyak terisi. Kotak itu akan terisi apabila ada ikhtiar sendiri, bukan ikhtiar orang lain. Seberapa banyak isinya tergantung kemampuan dan ikhtiar. Dalam kondisi tekad, tawakal, dan ikhtiar yg baik, insya Allah hasilnya akan baik. 

Namun bila hasilnya tdk baik karena faktor di luar kemampuan, itu adalah ujian dari Tuhan yg bermanfaat. Sekalipun memperoleh hasil yg baik tetap harus bersyukur dan beristighfar. Sebab dlm kelemahan atau kesenjangan yg ada dlm diri, kita mungkin hanya beruntung mendapatkan hasil baik tsb, dan selebihnya adalah berkat rahmat Allah yg memaklumi dan mengisinya dgn pertolongan. Istighfar menstimulus progress perbaikan.

#BiografiCahyana

11 Januari 2023

Keterkenalan


Garut, 11 Januari 2023. Suatu saat guru saya, DR Nanang, mengatakan saya adalah maskot kampus tempat saya bekerja. Saya belum memahaminya sampai bertemu pejabat dari kampus lain pada hari ini di bengkel mobil. Kebetulan saya sedang memeriksakan mobil yang roda kanannya bergetar hebat di jalan tol saat pulang kemarin dari Bandung. Beliau mengatakan kalau mendengar nama kampus saya, maka secara otomatis akan mengingat saya yg selama ini melaksanakan kegiatan di tengah masyarakat dgn membawa bendera kampus. Informasi serupa sebelumnya pernah disampaikan oleh adik tingkat, Fahmi Taufiq Zain kepada saya.

Jauh sebelum adanya informasi tsb, saya pernah mengunjungi Kemenkominfo utk menghadiri FGD di Direktorat Pemberdayaan Informatika. Saat itu ada karyawan kementerian yg bertanya perihal asal kami. Saya jawab, dari Garut. Karyawan tsb kemudian berkata, oh dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut . Rupanya eksistensi relawan TIK yg saya bangun di Garut telah menjadi fitur kampus. Orang mungkin tdk mengenal saya, tetapi fitur tersebut membuat orang lain teringat dgn kampus tempat saya bekerja. Saya menyimpulkan orang melihat kampus pada diri saya, atau saya menjadi kaki dan tangan kampus di tengah masyarakat.

Pernah suatu ketika saya diminta utk menurunkan intensitas kegiatan di tengah masyarakat. Permintaan tsb tdk saya penuhi krn saya melaksanakannya untuk memenuhi panggilan nurani, ingin membantu pemerintah dan masyarakat, bukan krn motif ingin terkenal. Dalam kamus hidup saya, keterkenalan bukan sesuatu yg perlu dicari. Bagi saya, menemukan cara utk menjadi orang yg bermanfaat itulah yg harus dicari. Selama ini Tuhan memudahkan jalannya, sehingga saya tdk kesulitan utk mengikuti cara tsb, walau banyak rintangannya.

Saya pernah berkata kpd kolega di kampus agar tdk perlu khawatir dgn kepentingan terkait keterkenalan, sebab saya hanyalah jalan keterkenalan kampus. Saya tdk terobsesi dgn keterkenalan. Itulah sebab knp tdk sulit bagi saya utk menolak rekomendasi dari kolega di Kemenkominfo, DR Bonifasius Wahyu Pudjianto, sebelum beliau pindah ke Bekraf, utk mendapatkan penghargaan dari Wakil Presiden krn menganggap ada pegiat di luar sana yg mungkin jauh lebih baik. Pada akhirnya saya mendapat penghargaan dari Presiden krn pengabdian saya selama 10 tahun, dan kalau ada rejekinya saya dapat memperolehnya kembali dua kali. Saya juga tdk menggebu saat akan menerima KomTIK Award dari Gubernur, sehingga tdk sulit memutuskan utk absen dlm upacaranya di lapangan Gedung Sate. Saya menjadikan KomTIK Award yg kedua terkait program #rtikabdimas sebagai jalan motivasi bagi mahasiswa, sehingga meminta mereka dari pengurus Komunitas TIK utk menerimanya. Mereka sangat senang dan mensyukurinya.

Objek keterkenalannya adalah kampus, bukan saya. Dgn atau tanpa menyematkan logo kampus, ada banyak orang di luar sana yg mengenali kampus dari wujud saya. Bagi saya tdk ada masalah, sebab yg dicari selama ini bukan keterkenalan, tetapi bagaimana menjadi sivitas akademik atau insan yg bermanfaat. Tuhan telah mengaruniakan kpd saya suatu cara memberi manfaat kpd kampus melalui manfaat yg saya berikan kpd pemerintah dan masyarakat semampu yg bisa dikerjakan. Sejalan dgn pesan ketua STTG, alm KH Ir Abdullah Margani Musaddad dlm wisuda sarjana kami dulu yg berdasarkan hadits Nabi, agar menjadi insan yg bermanfaat. 

Seseorang yg menjadi hamba Tuhan yg sebenarnya tdk akan berusaha mengadakan Aku yg lain selain Tuhan, bahkan akunya sendiri. Ia senantiasa berupaya agar Aku Nya lebih nampak dari pada dirinya dalam setiap kebajikan yg dikaruniakan kpd dirinya. Saya masih belum layak utk mencapai kondisi demikian, namun setidaknya saya merasa bersyukur saat kampus lebih terlihat atau diingat oleh orang lain saat berkegiatan. Mungkin itulah knp saya diberi nama "Cahya na" atau "Cahaya NYA", bukan aku sendiri yg dimaksud oleh kata "nya", tetapi AKU lain yg lebih penting utk dikenal oleh banyak orang dari pada diri sendiri. Pikiran tersebut adalah jalan penghambaan kpd Tuhan dan pengabdian kpd mahluk Nya yg saya pilih.

#BiografiCahyana